Tagihan Individu KKG Bermutu

Pucanglaban Maret 25, 2012


Tagihan Individu KKG Bermutu

Tagihan individu pada kegiatan KKG Bermutu , antara lain :
1. Silabus
Silabus merupakan tugas individual wajib, artinya semua guru yang mengikuti kegiatan di KKG/ MGMP harus membuatnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
Silabus yang dilaporkan adalah yang anda buat dan digunakan di sekolah.
Silabus yang harus dilaporkan adalah untuk standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan ketentuan:
a. Untuk Guru Kelas:
Satu tahun ajaran
Salah satu kelas yang menjadi tugas mengajarnya
Salah satu tingkat dari sejumlah tingkat yang menjadi tanggungjawabnya.

b. Untuk Guru Bidang Studi:
Satu tahun ajaran
Salah satu kelas yang menjadi tugas mengajarnya
Salah satu tingkat yang menjadi tugas mengajarnya
Salah satu mata pelajaran yang diajarkannya

Silabus yang dilaporkan disusun menggunakan format yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) atau yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan di Kabupaten/Kota anda

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan tugas individual wajib, artinya semua guru yang mengikuti kegiatan di KKG/ MGMP harus membuatnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.

RPP yang harus dilaporkan adalah:
a. Untuk Guru Kelas:
Satu tahun ajaran
Salah satu kelas yang menjadi tugas mengajarnya
Salah satu tingkat dari sejumlah tingkat yang menjadi tanggungjawabnya.
b. Untuk Guru Bidang Studi:
Satu tahun ajaran
Salah satu kelas yang menjadi tugas mengajarnya
Salah satu tingkat yang menjadi tugas mengajarnya
Salah satu mata pelajaran yang diajarkannya

RPP disusun menggunakan format yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) atau yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan di Kabupaten/Kota anda.
 
3. Jurnal Kegiatan KKG
Jurnal Belajar merupakan tugas individual wajib, artinya semua guru yang mengikuti kegiatan di KKG / MGMP harus membuatnya sesuai dengan mata pelajaran yang diampunya.
Jurnal belajar berisi catatan tentang berbagai kegiatan belajar di kelompok kerja yang dilakukan oleh setiap guru anggotanya.
Jurnal Belajar yang harus dibuat oleh masing-masing anggota Pokja minimal 17 (tujuh belas), satu untuk in service dan 16 (enam belas) untuk on service.
Jurnal belajar yang dilaporkan disusun menggunakan format yang diterbitkan oleh Pengelola Program BERMUTU sebagaimana dapat dilihat dalam halaman berikut:

4. Karya Ilmiah:
Karya Tulis Ilmiah merupakan tugas pilihan, oleh sebab itu peserta tidak harus membuat PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan atau Kajian Kritis, kecuali bagi mereka yang membutuhkan untuk kenaikan pangkat. Peserta dapat menggunakan format yang selama ini telah ada.

Macam-macam KTI :
a. Makalah
b. Artikel
c. Kajian Kritis
d. Laporan Best Practice
e. Hasil Terjemahan Bahan Ajar
f. Penulisan Buku
g. Diktat
h. Jobsheet
i. HandOut

Kuis Barisan Bilangan

Pucanglaban Maret 21, 2012
Menjadi komedian dan pemain sepakbola terkenal, tidak membuat CHRISTIAN GONSULE melupakan belajar matematika!!! Masak iya sihhh.....??? lha terrbukti koq bahwa saat ini SULE sibuk menyelesaikan KUIS BARISAN BILANGAN!..., 
Ingin menemani SULE belajar....??? Silakan download KUIS-nya disini ( Ziddu)atau disini (MF)

Hasil Pembahasan Soal UAN tahun 2010/2011

Pucanglaban Maret 06, 2012
Hasil Pembahasan Soal UAN tahun 2010/2011
Berikut adalah hasil pembahasan soal UAN tahun 2010/2011 (Paket soal yang diujikan di Kota Yogyakarta) oleh tim pembahas PPPPTK Matematika.

Model Pembelajaran Pendekatan Scientific pada Kurikulum 2013

Pucanglaban Maret 02, 2012
Model pembelajaran adalah suatu acuan atau pedoman dari sesuatu yang akan dilakukan yang di dalamnya memuat cara untuk menjadikan orang belajar.
Saat ini sudah banyak para pakar yang berusaha mengembangkan berbagai model pembelajaran matematika. Namun demikian, dalam makalah ini selain hanya difokuskan pada 4 model pembelajaran matematika yang berorientasi pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM) juga akan sedikit diuraikan kembali model pembelajaran langsung yang mana untuk materi-materi tertentu sangat diperlukan dalam pembelajaran matematika.
Dengan disahkannya kurikulum 2013, diperlukan model pembelajaran yang dapan menunjang tercapainya tujuan kurikulum 2013, metode pembelajaran ini yaitu melalui konsep Pendekatan Scientific merujuk pada kriteria sebagai berikut:
  1. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan atau dongeng semata.
  2. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
  3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.
  4. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.
  5. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.
  6. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.
  7. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.
ada tiga model pembelajaran yang digunakan dalam metode pendekatan scientific, yaitu:
  1. Model Discovery Learning silakan download disini
  2. Model Project Based Learning silakan download disini
  3. Model Problem Based Learning silakan download disini



MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013

Pucanglaban Maret 02, 2012

MODEL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013


Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran. Bruce Joyce dan Marsha Weil (dalam Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu:
(1) model interaksi sosial;
(2) model pengolahan informasi;
(3) model personal-humanistik; dan
(4) model modifikasi tingkah laku.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun tentang Standar Proses, model pembelajaran yang diutamakan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran Inkuiri (Inquiry Based Learning), model pembelajaran Discovery (Discovery Learning), model pembelajaran berbasis projek (Project Based Learning), dan model pembelajaran berbasis permasalahan (Problem Based Learning).

Untuk menentukan model pembelajaran yang akan dilaksanakan dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Kesesuaian model pembelajaran dengan kompetensi sikap pada KI-1 dan KI-2 serta kompetensi pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan KD-3 dan/atau KD-4.
Kesesuaian model pembelajaran dengan karakteristik KD-1 (jika ada) dan KD-2 yang dapat mengembangkan kompetensi sikap, dan kesesuaian materi pembelajaran dengan tuntutan KD-3 dan KD-4 untuk memgembangkan kompetensi pengetahuan dan keterampilan.
Penggunaan pendekatan saintifik yang mengembangkan pengalaman belajar peserta didik melalui kegiatan mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba/mengumpulkan informasi (experimenting/ collecting information), mengasosiasi/menalar (assosiating), dan mengomunikasikan (communicating).

Berikut adalah contoh kegiatan dalam model pembelajaran dikaitkan dengan pendekatan saintifik (5M).
Model Inquiry Learning
Model pembelajaran Inkuiri biasanya lebih cocok digunakan pada pembelajaran matematika, tetapi mata pelajaran lainpun dapat menggunakan model tersebut asal sesuai dengan karakteristik KD atau materi pembelajarannya. Langkah-langkah dalam model inkuiri terdiri atas:

  1. Observasi/Mengamati berbagi fenomena alam. Kegiatan ini memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik bagaimana mengamati berbagai fakta atau fenomena dalam mata pelajaran tertentu.
  2. Mengajukan pertanyaan tentang fenomana yang dihadapi. Tahapan ini melatih peserta didik untuk mengeksplorasi fenomena melalui kegiatan menanya baik terhadap guru, teman, atau melalui sumber yang lain.
  3. Mengajukan dugaan atau kemungkinan jawaban. Pada tahapan ini peserta didik dapat mengasosiasi atau melakukan penalaran terhadap kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
  4. Mengumpulkan data yang terakait dengan dugaan atau pertanyaan yang diajukan, sehingga pada kegiatan tersebut peserta didik dapat memprediksi dugaan atau yang paling tepat sebagai dasar untuk merumuskan suatu kesimpulan.
  5. Merumuskan kesimpulan-kesimpulan berdasarkan data yang telah diolah atau dianalisis, sehingga peserta didik dapat mempresentasikan atau menyajikan hasil temuannya.
Model Discovery Learning.
  1. Stimulation (memberi stimulus). Pada kegiatan ini guru memberikan stimulan, dapat berupa bacaan, atau gambar, atau situasi, sesuai dengan materi pembelajaran/topik/tema yang akan dibahas, sehingga peserta didik mendapat pengalaman belajar mengamati pengetahuan konseptual melalui kegiatan membaca, mengamati situasi atau melihat gambar.
  2. Problem Statement (mengidentifikasi masalah). Dari tahapan tersebut, peserta didik diharuskan menemukan permasalahan apa saja yang dihadapi, sehingga pada kegiatan ini peserta didik diberikan pengalaman untuk menanya, mencari informasi, dan merumuskan masalah.
  3. Data Collecting (mengumpulkan data). Pada tahapan ini peserta didik diberikan pengalaman mencari dan mengumpulkan data/informasi yang dapat digunakan untuk menemukan solusi pemecahan masalah yang dihadapi. Kegiatan ini juga akan melatih ketelitian, akurasi, dan kejujuran, serta membiasakan peserta didik untuk mencari atau merumuskan berbagai alternatif pemecahan masalah, jika satu alternatif mengalami kegagalan.
  4. Data Processing (mengolah data). Kegiatan mengolah data akan melatih peserta didik untuk mencoba dan mengeksplorasi kemampuan pengetahuan konseptualnya untuk diaplikasikan pada kehidupan nyata, sehingga kegiatan ini juga akan melatih keterampilan berfikir logis dan aplikatif.
  5. Verification (memferifikasi). Tahapan ini mengarahkan peserta didik untuk mengecek kebenaran atau keabsahan hasil pengolahan data, melalui berbagai kegiatan, antara lain bertanya kepada teman, berdiskkusi, atau mencari sumber yang relevan baik dari buku atau media, serta mengasosiasikannya sehingga menjadi suatu kesimpulan.
  6. Generalization (menyimpulkan). Pada kegiatan ini peserta didik digiring untuk menggeneralisasikan hasil simpulannya pada suatu kejadian atau permasalahan yang serupa, sehingga kegiatan ini juga dapat melatih pengetahuan metakognisi peserta didik.
Problem Based Learning
Model pembelajaran ini bertujuan merangsang peserta didik untuk belajar melalui berbagai permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan pengetahuan yang telah atau akan dipelajarinya melalui langkah-langkah pembelajaran sebagai berikut:
  1. Mengorientasi peserta didik pada masalah. Tahap ini untuk memfokuskan peserta didik mengamati masalah yang menjadi objek pembelajaran.
  2. Mengorganisasikan kegiatan pembelajaran. Pengorganisasian pembelajaran salah satu kegiatan agar peserta didik menyampaikan berbagai pertanyaan (atau menanya) terhadap malasalah kajian.
  3. Membimbing penyelidikan mandiri dan kelompok. Pada tahap ini peserta didik melakukan percobaan (mencoba) untuk memperoleh data dalam rangka menjawab atau menyelesaikan masalah yang dikaji.
  4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Peserta didik mengasosiasi data yang ditemukan dari percobaan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
  5. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Setelah peserta didik mendapat jawaban terhadap masalah yang ada, selanjutnya dianalisis dan dievaluasi.
Project Based Learning
Model pembelajaran ini bertujuan untuk pembelajaran yang memfokuskan pada permasalahan komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan memahami pembelajaran melalui investigasi, membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum, memberikan kesempatan kepada para peserta didik untuk menggali konten (materi) dengan menggunakan berbagai cara yang bermakna bagi dirinya, dan melakukan eksperimen secara kolaboratif.
Langkah pembelajaran dalam project based learning adalah sebagai berikut:
  1. Menyiapkan pertanyaan atau penugasan proyek. Tahap ini sebagai langkah awal agar peserta didik mengamati lebih dalam terhadap pertanyaan yang muncul dari fenomena yang ada.
  2. Mendesain perencanaan proyek. Sebagai langkah nyata menjawab pertanyaan yang ada disusunlah suatu perencanaan proyek bisa melalui percobaan.
  3. Menyusun jadwal sebgai langkah nyata dari sebuah proyek. Penjadwalan sangat penting agar proyek yang dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia dan sesuai dengan target.
  4. Memonitor kegiatan dan perkembangan proyek. Guru melakukan monitoring terhadap pelaksanaan dan perkembangan proyek. Peserta didik mengevaluasi proyek yang sedang dikerjakan.
  5. Menguji hasil. Fakta dan data percobaan atau penelitian dihubungkan dengan berbagai data lain dari berbagai sumber.
  6. Mengevaluasi kegiatan/pengalaman. Tahap ini dilakukan untuk mengevaluasi kegiatan sebagai acuan perbaikan untuk tugas proyek pada mata pelajaran yang sama atau mata pelajaran lain.

Sumber : Paduan Pengembangan RPP-Direktorat Pembinaan SMA

Pythagoras

Pucanglaban Maret 02, 2012
Pythagoras, Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.

Pythagoras (582 SM – 496 SM, bahasa Yunani: Πυθαγόρας) adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunani yang paling dikenal melalui teoremanya.
Pythagoras juga dikenal sebagai "Bapak Bilangan", dia memberikan sumbangan yang penting terhadap filsafat dan ajaran keagamaan pada akhir abad ke-6 SM. Kehidupan dan ajarannya tidak begitu jelas akibat banyaknya legenda dan kisah-kisah buatan mengenai dirinya.
Salah satu peninggalan Pythagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatu segitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis.


Pythagoras dan murid-muridnya percaya bahwa segala sesuatu di dunia ini berhubungan dengan matematika, dan merasa bahwa segalanya dapat diprediksikan dan diukur dalam siklus beritme. Ia percaya keindahan matematika disebabkan segala fenomena alam dapat dinyatakan dalam bilangan-bilangan atau perbandingan bilangan. Terdapat legenda yang menyatakan bahwa ketika muridnya Hippasus menemukan bahwa √2, hipotenusa dari segitiga siku-siku sama kaki dengan sisi siku-siku masing-masing 1, adalah bilangan irasional, murid-murid Pythagoras lainnya memutuskan untuk membunuhnya karena tidak dapat membantah bukti yang diajukan Hippasus.

Dalam matematika, teorema Pythagoras adalah suatu keterkaitan dalam geometri Euklides antara tiga sisi sebuah segitiga siku-siku. Teorema ini dinamakan menurut namanya.


Dalam tradisi Yunani, diceritakan bahwa ia banyak melakukan perjalanan, diantaranya ke Mesir. Perjalanan Phytagoras ke Mesir merupakan salah satu bentuk usahanya untuk berguru, menimba ilmu, pada imam-imam di Mesir. Konon, karena kecerdasannya yang luar biasa, para imam yang dikunjunginya merasa tidak sanggup untuk menerima Phytagoras sebagai murid. Namun, pada akhirnya ia diterima sebagai murid oleh para imam di Thebe. Disini ia belajar berbagai macam misteri. Selain itu, Phytagoras juga berguru pada imam-imam Caldei untuk belajar Astronomi, pada para imam Phoenesia untuk belajar Logistik dan Geometri, pada para Magi untuk belajar ritus-ritus mistik, dan dalam perjumpaannya dengan Zarathustra, ia belajar teori perlawanan.

Selepas berkelana untuk mencari ilmu, Phytagoras kembali ke Samos dan meneruskan pencarian filsafatnya serta menjadi guru untuk anak Polycartes, penguasa tiran di Samos. Kira-kira pada tahun 530, karena tidak setuju dengan pemerintahan tyrannos Polycartes, ia berpindah ke kota Kroton di Italia Selatan. Di kota ini, Phytagoras mendirikan sebuah tarekat beragama yang kemudian dikenal dengan sebutan “Kaum Phytagorean.”

Kaum Phytagorean
Kaum phytagorean
sangat berjasa dalam meneruskan pemikiran-pemikiran Phytagoras. Semboyan mereka yang terkenal adalah “authos epha, ipse dixit” (dia sendiri yang telah mengatakan demikian). Kaum ini diorganisir menurut aturan-aturan hidup bersama, dan setiap orang wajib menaatinya. Mereka menganggap filsafat dan ilmu pengetahuan sebagai jalan hidup, sarana supaya setiap orang menjadi tahir, sehingga luput dari perpindahan jiwa terus-menerus.

Diantara pengikut-pengikut Phytagoras di kemudian hari berkembang dua aliran. Yang pertama disebut akusmatikoi (akusma = apa yang telah didengar; peraturan): mereka mengindahkan penyucian dengan menaati semua peraturan secara seksama. 
Yang kedua disebut mathematikoi (mathesis = ilmu pengetahuan): mereka mengutamakan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu pasti.

Soal Theorema Pythagoras

Pucanglaban Maret 02, 2012
Soal Theorema Pythagoras
Berikut ini adalah kumpulan soal soal yang berkaitan dengan teorema Pythagoras, yang kami ambil dari http://matematikasmpdki.blogspot.com, harapan kami... dengan latihan soal ini bisa menambah kemampuan serta ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal yang  berkaitan dengan Pythagoras


Link Download Kumpulan soal soal Theorema Pythagoras :
Sumber : http://matematikasmpdki.blogspot.com